Berbuat Baik Kepada Sesama Serta Peringatan Untuk Orang Yang Celaka
Berbuat Baik Kepada Sesama
Surah Ali 'Imran ayat 134. Berikut adalah ayat lengkapnya:
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya:
(Yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan. Ayat ini menggambarkan tiga sikap mulia:
1. Dermawan dalam segala keadaan
2. Menahan amarah
3. Memaafkan orang lain
4. Dan ditutup dengan pujian dari Allah: "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan (muḥsinīn)."
Tarsir ayat tersebut
Merujuk pada hubungan antara Ali 'Imran ayat 134 dan kisah seorang budak yang dimerdekakan karena ayat ini, yang sering dijelaskan dalam kitab-kitab tafsir klasik, seperti Tafsir Ibn Katsir, Tafsir al-Baghawi, dan lainnya. Berikut ringkasan kisah yang terdapat dalam tafsir (khususnya dalam Tafsir Ibn Katsir dan Tafsir al-Qurthubi), terkait ayat ini:
Kisah Budak dan Sahabat Ali Zainal Abidin (rahimahullah):
Diceritakan bahwa seorang dari kalangan Ahlul Bayt Rasulullah, yakni Ali bin Husain Zainal Abidin, memiliki seorang budak. Suatu hari budak tersebut menuangkan air minum untuknya, namun tanpa sengaja menumpahkan air panas ke atasnya, menyebabkan luka.
Ali Zainal Abidin marah, namun budaknya segera membaca ayat ini:
"وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ" — “Dan orang-orang yang menahan amarahnya”
Ali berkata: “Aku telah menahan amarahku.”
Kemudian budak itu melanjutkan:
"وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ" — “Dan memaafkan (kesalahan) orang lain”
Ali berkata: “Aku telah memaafkanmu.”
Lalu budak itu menyelesaikannya dengan:
"وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ" — “Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Ali pun berkata: “Pergilah, engkau sekarang merdeka karena Allah.”
Makna dalam Tafsir:
Dalam Tafsir Ibn Katsir, ayat ini dijelaskan sebagai dorongan untuk:
1. Mengendalikan emosi (menahan amarah)
2. Bersikap pemaaf
3. Melampaui itu semua dengan berbuat ihsan (kebaikan lebih dari yang diwajibkan)
Dan memerdekakan budak termasuk ihsan, karena itu tidak diwajibkan dalam kasus seperti ini—tapi dilakukan sebagai bentuk keutamaan akhlak.
Peringatan Untuk Orang Celaka
Beberap ayat yang memiliki kemiripan karena diawali dengan kata "وَيْلٌ" (wailun), yang berarti celaka, kecelakaan besar, atau ancaman keras. Ini banyak muncul dalam Al-Qur'an, dan setiap kali dipakai, mengandung peringatan yang serius.
Berikut penjelasan dari beberapa ayat tersebut:
1. Surah Al-Ma’un (107:4-5)
وَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَالَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
Artinya:
Celakalah orang-orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya.
Makna:
Bukan semua orang sholat yang celaka, tapi yang lalai dalam sholat: baik menunda-nunda, tidak khusyuk, atau menganggap ringan kewajiban itu.
2. Surah Al-Mutaffifin (83:1)
......وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ
Artinya:
Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam timbangan), yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, tapi jika menakar untuk orang lain mereka mengurangi.
3. Surah Al-Humazah (104:1)
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ
Artinya:
Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela.
Makna:
Ancaman bagi mereka yang suka merendahkan, mengolok-olok, menyindir orang lain, atau menjatuhkan martabat orang lain, baik secara terang-terangan (lumazah) atau di belakang (humazah).
Semua ayat ini mengandung tema yang sama: peringatan keras terhadap dosa sosial maupun ibadah, dengan istilah "wail" yang menggambarkan siksaan berat atau bahkan sebagian ulama mengatakan itu adalah nama lembah di neraka.
Disampaikan pada Halal Bihalal PCM Bandondan Oleh Nasirudin,MA. Ketua PDM Magelang pada 13 April 2025 di Halaman SMP Muhammadiyah Bandongan dihadiri 250 Guru dan karyawan AUM
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Melampaui Kartini: Perjuangan Perempuan Nusantara
Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia merayakan Hari Kartini. Tokoh bangsawan Jawa ini dikenal luas karena pemikirannya tentang emansipasi perempuan, terutama
Bersukur Bermakna Merepotkan Diri Seorang Hamba Dengan Hanyut Dalam Ibadah[1]
وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا ، قَالَتْ : كَانَ النَّبِيُّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ
Tiga Ciri Sifat kerja Keras
Ulasan singkat tentang pekerja keras akan memberikan wawasan lebih untuk mengembangkan profile diri menjadi lebih baik. Bekerja keras harus diawali dengan niat yang baik dan Langkah yan


